Punya Nama Unik, Alumni Gontor Ini Sempat Viral

Nama unik memang selalu berhasil menjadi bahan perbincangan. Tidak ketinggalan dengan Alumni Gontor ini. Ia memiliki nama yang hanya terdiri dari dua huruf vokal: Aa
Nama Aa (kini 28 tahun) sempat menjadi viral karena foto ijazahnya tersebar di media sosial. Lepas dari Gontor, Ustadz Aa meneruskan studinya di Program Studi Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan lulus tahun 2018. Kemudian ijazahnya dari ITS ini yang sempat menjadi viral.
Bermakna Agar Menjadi Anak Yang Utama
Aa mengaku sudah sering ditanya tentang namanya. “Dulu sering ditanya saat sekolah, waktu SD, saat di Pondok Pesantren hingga masuk kuliah. Dipikir nama saya singkatan atau inisial,” terangnya saat bercerita tentang namanya
Karena sering ditanya, pria asal Tulungagung itu pun memutuskan bertanya kepada orang tuanya.
“Saya bertanya ke bapak soal nama saya itu saat SMA. Saat saya pulang liburan dari pondok,” katanya.
Karenna sering ditanya oleh teman-temannya di pondok, saat hari libur tiba, ia pulang ke Tulungagung untuk menanyakan terkait nama tersebut.
Menurut penjelasan sang ayah, Zaenal Muchodim, ada alasan khusus mengapa Aa diberi nama hanya dua huruf vokal ini.
“Alasannya, huruf A itu kan huruf pertama. Harapannya, bapak ingin kelak saat dewasa, saya menjadi orang yang utama yang bermanfaat pada orang lain. Itu saja alasannya,” ungkap anak pertama dari dua bersaudara ini.
Tidak Merasa Aneh dengan Namanya
Ketika dimintai tanggapan terkait namanya, Aa sendiri tak pernah merasa aneh dengan hal itu. “Tidak ada yang aneh sebenarnya. Biasa saja seperti orangtua pada umumnya memberikan nama pada anaknya,” ungkapnya.
Aa pun memaklumi maksud orang tuanya memberi nama tersebut. Terbukti sang adik tidak diberi nama yang aneh-aneh. “Adik saya namanya Alivza Sontono Jaya,” imbuh Aa.
![]() |
Dikira Orang Sunda
Namun tak dipungkiri oleh Aa, banyak cerita lucu seputar namanya, bahkan sejak masih duduk di bangku sekolah. Pernah suatu ketika, Aa dikira orang Sunda.
Cerita menarik ini muncul saat Aa masih mengenyam pendidikan di Pondok Modern Gontor di Ponorogo selepas lulus dari SDN Sukodono 2 Tulungagung. Di tempatnya menimba ilmu itu, Aa berteman dengan banyak anak dari berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali orang Sunda.
“Kalau di pondok kan banyak dari daerah manapun. Saat pertama-tama saya kenal kebetulan orang Sunda. Karena saya sebut nama Aa, saya langsung diajak berbahasa Sunda,” kisahnya.
Sebenarnya panggilan itu dimaklumi oleh Aa karena ia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Namun Aa sebenarnya adalah putra asli Tulungagung, Jatim. “Saya sampai bingung mau jawab apa. Wong saya tidak mengerti sama sekali,” lanjutnya.
Pengalaman serupa juga dialami Aa ketika menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. “Sampai saya bilang masa orang Sunda hitam gini kulitnya,” ujar Aa sambil memperlihatkan salah satu lengan tangannya yang berwarna gelap.
Sempat Riuh saat Namanya Dipanggil dalam Wisuda
Kisah lucu lainnya juga datang dari pihak kampus. ITS mengaku baru mengetahui jika ada mahasiswa mereka yang bernama Aa saat wisuda.
Kala itu para dekan dan pengajar mempertanyakan kebenaran nama wisudawan tersebut. “Dekan dan rektor usai wisuda sempat bertanya soal nama Aa karena takut menyebut saat memanggil ke depan. Setelah dicek administrasi akademisnya ternyata memang benar namanya hanya Aa,” ujar humas ITS, Indah Tri Sukmawati.
Bahkan saat nama Aa dipanggil, aula di mana prosesi wisuda berlangsung sempat riuh. “Saat nama saya dipanggil ke depan sempat riuh ruangan, khususnya para orangtua mahasiswa yang hadir karena mendengar nama saya, Aa, dipanggil,” papar Aa.
Aa juga sempat mendengar sendiri ucapan salah satu orangtua mahasiswa yang membicarakan namanya. “Namanya kok aneh, cuma Aa. Beneran namanya cuma itu? Bukan singkatan?” ungkapnya menirukan komentar orang tua mahasiswa tersebut.
Mahasiswa Berprestasi
Kendati demikian, Indah menambahkan, untuk urusan akademis, Aa tergolong mahasiswa yang cukup berprestasi karena pernah meraih beasiswa dari DIKTI.
“Lulusnya juga pas 4 tahun dan pernah mendapat beasiswa pada tahun 2017 atau 1 tahun jelang wisuda,” ujarnya.
Dihubungi Banyak Media
Kabar tentang nama anaknya yang viral pun sampai juga ke telinga orang tua Aa di Tulungagung. Bahkan mereka juga beberapa kali dimintai keterangan oleh media terkait kebenaran nama putra sulung mereka itu.
“Banyak (media) yang mencari. Ada yang televisi, ada media online. Ya saya cuma bilang dijalani saja. Siapa tahu ini menjadi berkah,” ungkap Sri Sumarni tentang Aa begitu namanya menjadi viral.

Kendati demikian Sri mengaku tak begitu memahami mengapa suaminya, Zaenal Muchodim memberi nama Aa kepada anak sulung mereka. “Yang memberi nama itu ayahnya. Dari kecil memang dobel A itu, tidak pernah ganti. Aa bukan singkatan,” tandas Sri.
Pemberian nama yang singkat itu juga dinilai Sri merupakan hal yang biasa-biasa saja. Namun di balik itu, Sri dan suaminya berharap Aa tumbuh menjadi anak yang saleh dan utama. “Sebagai orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anaknya, asma kinarya japa (nama bagian dari doa, red),” jelasnya.
Di Lingkungan Rumah Namanya Tidak Dianggap Aneh
Keunikan nama anaknya itu pun tidak pernah menjadi persoalan berarti. Baik para tetangga maupun warga di lingkungan rumahnya di Desa Sukodono, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung itu tidak pernah menganggap aneh nama Aa.
“Kalau di sini cuek orangnya. Hanya saja di lingkungan baru pasti akan menimbulkan rasa penasaran. Seperti pada saat kuliah, dosen yang baru tahu pasti akan tanya,” jelasnya.
Sri menambahkan, tak banyak kelebihan yang didapat Aa karena namanya. Paling-paling hanya berada di urutan absensi paling atas atau namanya jadi mudah diingat. “Seperti pada saat di Pondok Gontor dia juga dipilih untuk mengumumkan apa gitu, karena namanya simpel,” imbuhnya.
Yang pernah satu angkatan dengan Ustadz Aa bisa memberi komen di bawah